Minggu, 12 Agustus 2012

Pengalaman Menjadi Seorang Petani Tembakau Di Garut

Tepatnya pada tahun 2005 lalu ketika saya baru saja menjalani rumahtangga,Karier saya adalah seorang petani tembakau yang selalu dibuat sibuk dengan aktivitas seperti :

1.Bangun pagi sekitar jam 4 untuk mengangkat tembakau yang dijemur pada malam hari,kalau dalam bahasa sundanya adalah (di ibun).

2.Sekitar jam 7 pagi pergi ke kebun tembakau untuk mengambil daun tembakau yang sudah sudah matang (daun tembakau yang siap panen) untuk di iris.

3.Sepulang dari kebun saya hanya bisa meluangkan waktu sedikit yaitu waktu untuk mandi,shalat,makan, dan dilanujutkan lagi dengan aktivitas memilih dau tembakau yang sudah cukup untuk di iris besok pagi.

4.Setelah daun tembakau yang sudah cukup untuk di iris besok saya pilih.pekerjaan selanjutnya disambung lagi dengan menggeleng-gelengkan daun tembakau tersebut yang nantinya daun tembakau yang sudah digeleng akan ditempatkan di tempat pengirisan tembakau (wahal) supaya hasil irisannya halus dan tidak gelap.

5.Pekerjaan belum selesai,masih ada lagi dua pekerjaan yang belum terselesaikan yaitu : mengasah pisau besar (pisau khusus buat mengiris tembakau).Agar pisau tersebet benar-benar tajam,dibutuhkan setidaknya 1 jam untuk mengasah.

6.Biasanya langkah ke 5 yaitu mengasah pisau baru selesai pada jam 8 malam,dan itu artinya waktu memejamkan kedua mata sudah tiba karena jam 2 pagi nanti harus segera bangun untuk mulai mengiris tembakau,Karena jika mengiris tembakau dilakukan pagi hari akan mengakibatkan hasil irisan tembakau tersebut tidak terjemur sepenuh hari dan akibatnya warna tembaku akan jelek.

Capek memang jadi petani tembakau,Tapi alhamdulilah hasilnya berkah.. Huaah,, kangen nih ama masa-masa dulu :(.



2 komentar:

mencari rezeki barokah pak tani

Amien sob,terimakasih telah berkunjung :)

Posting Komentar