Usia bukanlah sebuah penghalang bagi seorang lelaki paruh baya "Mang Ida" yang merupakan seorang petani tembakau di kampung Ciela,kecamatan Bayongbong,Garut.Walaupun kini usianya sudah menginjak 47 tahun,akan tetapi hasil kerjanya dalam merajang tembakau masih seperti anak muda yang tenaganya masih kuat.
Merajang tembakau bukanlah sebuah pekerjaan yang enteng dan bisa dilakukan oleh sembarang orang.Pekerjaan yang satu ini memerlukan tenaga extra untuk tangan kanan ketika memegang rajang yang digunakan untuk merajang tembakau dan juga kestabilan tenaga yang disalurkan ke tangan sebelah kiri untuk medorong gelangan daun tembakau yang di simpan di tempat pengrajangan yaitu wahal.Jika tenaga kurang atau dorongannya terlalu kenceng apalagi lambat.Maka hasil rajangan dijamin tidak akan bagus.
Di usianya yang sudah menginjak 47-han,dalam satu harinya "Mang Ida" masih mampu merajang tembakau sebanyak 60 sasag atau (2 beungkeut) dan hal ini dilakukan lima hari berturut turut karena di musim tembakau tahun ini selain menanam sendiri,"Mang Ida" pun membeli daun tembakau dari petani lain.
Yang lebih dahsyatnya lagi,pekerjaan merajang tembakau hanya di bantu oleh anak ciklanya bernama "Ade" (tidak pernah membayar orang untuk melakukan pekerjaan ini)
0 komentar:
Posting Komentar